Selasa, 21 Januari 2014

Panduan Lengkap cara menghadapi Job interview (wawancara kerja)

Panduan Lengkap cara menghadapi Job interview (wawancara kerja)

Hal terpenting dalam merekrut karyawan adalah wawancara kerja(job interview), walaupun validasinya sebagian ahli mengangap lebih rendah dibanding dengan metode seleksi seperti psikotes. Untuk profesi tertentu perusahaan tidak memerlukan orang yang pintar dan berpengalaman tapi mereka memerlukan calon karyawan yang mau belajar dan punya sifat pantang menyerah.



Wawancara kerja sebenarnya memberikan suatu kesempatan atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi penawaran kerja. Mengingat bahwa wawancara kerja tersebut merupakan suatu proses pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar untuk memperoleh akses langsung ke perusahaan (pemberi kerja), maka “performance” wawancara kerja merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan apakah pelamar akan diterima atau ditolak.

Sebenarnya wawancara menguntungkan bagi sipelamar kerja diantaranya :
• Memberikan kesmpatan kepada calon majikan untuk menjelaskan secara langsung pengalaman, pengetahuan, ketrampilan
• Memungkinkan pelamar untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, professional, dan gaya hidup atau kepribadian pelamar
• memberikan kesempatan untuk membuktikan cv yang telah dibuat sehingga ditemukan kecocokan antara karakteristik pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang harus dimiliki pelamar tersebut untuk memegang jabatan / pekerjaan yang ditawarkan.
Secara umum tujuan dari tujuan wawancara adalah :
  1. Untuk mengetahui kepribadian pelamar
  2. Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan
  3. Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan
  4. Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk diberikan penawaran kerja.
Teknik Wawancara Kerja
Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melakukan wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkalimengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.
1. Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti “mengapa anda ingin bekerja di perusahaan  ini”, dan “apa kelebihan dan kekurangan anda”. Kesuksesan atau kegagalan
dalam wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam berkomunikasi menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari jawaban yang diberikan. Selain itu
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar. Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3 (tiga) pertanyaan:
  • apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan.
  • apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan harapan perekrut.
  • apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.
2. Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa “performance” (kinerja) di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk  meramalkan perilaku pelamar di masa mendatang. Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah- masalah kepribadian. Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana pelamar memandang suatu tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara lain: “
  • coba anda ceritakan pengalaman anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan”, dan “berikan beberapa contoh tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya menangani beberapa proyek sekaligus”. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi, tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari pewawancara agar dapat menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya. Untuk itu diperlukan ketrampilan berkomunikasi yang baik dari si pelamar. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat tergantung pada kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan pertanyaan pewawancara secara rinci dan terfokus. Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar harus dapat menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal:
  1. Menggambarkan situasi yang terjadi saat itu
  2. Menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi
  3. Menceritakan hasil yang dicapai
  4. Hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut (apa yang dipelajari). Dalam wawancara behavioral ini teknik yang paling sering dipergunakan adalah yang disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R.
A. Situation/Problem/Task
Pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yang terjadi atau tugas- tugas yang harus dilaksanakannya pada masa lalu. Pelamar harus menggambarkan situasi atau tugas tersebut secara spesifik, rinci dan mudah dipahami oleh pewawancara. Situasi atau tugas yang digambarkan dapat berasal dari pekerjaan sebelumnya, pengalaman semasa sekolah, pengalaman tertentu, atau berbagai kejadian yang relevan dengan pertanyaan si pewawancara

B. Action
Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil dalam menghadapi situasi / masalah / tugas di atas. Dalam hal ini pelamar harus bisa memfokuskan pada permasalahan. Meskipun mungkin permasalahan yang ada ditangani oleh beberapa orang atau team, pelamar harus memberikan penjelasan tentang apa saja peranannya dalam team tersebut – jangan mengatakan apa yang telah dilakukan oleh team tetapi apa yang telah dilakukan pelamar sebagai bagian dari team.

C. Results
Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja hambatan yang terjadi jika hasil tidak tercapai. Apa yang terjadi kemudian setelah permasalahan tersebut selesai dikerjakan. Lalu apa pelajaran yang dapat dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.
MENANGANI PERTANYAAN BERSIFAT UMUM
Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kerja sangat tergantung pada teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika menggunakan teknik wawancara kerja tradisional maka pertanyaan-pertanyaan yang seringkali diajukan adalah sebagai berikut:
1. Jelaskan pada saya bagaimana anda menggambarkan diri anda?
2. Apa kelebihan dan kekurangan anda?
3. Apa saja prestasi yang pernah anda raih pada pekerjaan yang terdahulu / ketika sekolah?
4. Mengapa anda berhenti dari perusahaan yang lalu?
5. Apa tugas-tugas anda pada pekerjaan yang lalu?
6. Darimana anda mengetahui perusahaan ini?
7. Mengapa anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?
8. Jika anda diterima bekerja untuk jabatan ini, apa yang akan anda lakukan?
9. Apa itu professionalisme menurut anda?
10. Apa itu teamwork menurut anda?
11. Apa hoby anda?
Dalam wawancara yang menggunakan teknik wawancara kerja behavioral, maka pertanyaan-pertanyaan di atas seringkali ditambahkan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
  1. Ceritakan pada saya/kami kapan anda mengalami suatu situasi yang sangat tidak menyenangkan dan bagaimana anda berhasil keluar dari situasi tersebut.
  2. Ceritakan pada saya/kami bagaimana anda meyakinkan klien anda ketika anda melakukan presentasi.
  3. Coba anda ceritakan bagaimana anda mengatasi situasi dimana anda harus melakukan banyak tugas dan anda harus membuat prioritas tugas mana yang harus didahulukan.
  4. Bisakah anda ceritakan keputusan apa yang paling sulit anda buat dalam setahun terakhir ini? Mengapa demikian?
  5. Ceritakan mengapa team anda gagal mencapai target pada tahun sebelumnya dan bagaimana anda memotivasi team tersebut sehingga dapat meraih sukses di tahun berikutnya.
  6. Bagaimana cara anda menyelesaikan konflik? Bisa beri contoh?
  7. Bisakah anda ceritakan suatu kejadian dimana anda mencoba untuk menyelesaikan suatu tugas dan ternyata gagal?
  8. Ceritakan apa yang anda lakukan ketika dipaksa membuat suatu aturan yang tidak menyenangkan bagi karyawan tetapi menguntungkan bagi perusahaan. Sebagai suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak, dalam wawancara kerja si pelamar juga biasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu akan sangat baik jika pelamar mempersiapkan beberapa pertanyaan, misalnya:
  • Apa yang diharapkan dari saya jika saya diterima untuk jabatan ini?
  • Menurut pengalaman di sini, apa yang merupakan tantangan
  • terbesar bagi pemegang jabatan ini?
  • Apakah ada pelatihan (internal maupun eksternal) yang dapat membantu saya untuk lebih berperan jika saya diterima bekerja di perusahaan ini?
  • Adakah ada hal-hal khusus di luar uraian jabatan yang harus saya selesaikan dalam waktu tertentu?
PERTANYAAN BERSIFAT PRIBADI
Berbeda dengan kondisi di negara-negara barat dimana hak individu sangat dijunjung tinggi dan telah memiliki perangkat hukum sangat memadai tentang hal-hal yang mengatur hak-hak pribadi seseorang sehingga para recruiter (pewawancara) sangat berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan, di Indonesia justru sebaliknya. Dalam wawancara kerja di perusahaan-perusahaan di Indonesia seringkali pewawancara justru banyak menggali masalah-masalah yang bersifat pribadi. Contoh menanyakan latarbelakang pelamar (orangtua, saudara, istri, anak, status, agama, suku bangsa, umur) adalah merupakan hal yang dianggap biasa.
Meskipun seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak memiliki relevansi dengan jabatan yang dilamar, pelamar harus menyiapkan diri untuk merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tepat dengan cara-cara yang elegan. Para penanya mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan pelamar, tetapi lebih didasarkan pada kepedulian mereka terhadap kecocokan antara pelamar (calon karyawan) dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu jika pelamar ditanyakan mengenai hal-hal yang dirasa tidak berhubungan dengan pekerjaan yang ditawarkan, pelamar harus mampu mengidentifikasi apa makna dibalik pertanyaan tersebut. Untuk merespon pertanyaan- pertanyaan yang bersifat pribadi, pelamar dapat melakukan beberapa alternatif:
  1. Pelamar bisa mengklarifikasi kepada penanya apa relevansi pertanyaan yang diajukan dengan jabatan yang dilamar sehingga penanya dapat menjelaskan lebih jauh hubungannya dengan pekerjaan, lalu berikan jawaban yang tepat.
  2. Pelamar dapat menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran penuh bahwa pertanyaan tersebut memang tidak memiliki hubungan langsung dengan pekerjaan / jabatan yang dilamar.
  3. Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jika dirasa sangat mengganggu privacy pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan, maka harus dilakukan dengan cara-cara halus
  4. diplomatis sehingga recruiter tidak merasa dilecehkan karena dianggap telah memberikan pertanyaan yang keliru.
FAKTOR-FAKTOR NEGATIF HARUS DIHINDARI
Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis, yang harus diwaspadai oleh pelamar adalah faktor-faktor negatif yang menjadi perhatian pewawancara. Faktor-faktor tersebut misalnya:
  1. Penampilan diri yang terlihat tidak professional (dandanan menor, pakaian yang tidak enak dilihat, tidak rapi, dan tidak sesuai suasana)
  2. Bersikap angkuh, defensive atau agresif
  3. Ogah-ogahan (tidak terlihat antusias atau tertarik dengan materi pembicaraan yang diajukan (pewawancara).
  4. Gugup
  5. Sangat menekankan pada kompensasi yang akan diterima
  6. Selalu berusaha mencari-cari alasan atas setiap kegagalan yang pernah dialami di masa lalu.
  7. Tidak bisa berdiplomasi, tidak matang dan kurang bisa bersopan santun.
  8. Menyalahkan perusahaan atau bekas atasan atasan dimasa lalu, atau mengeluhkan perubahan teknologi yang cepat.
  9. Tidak bisa fokus dalam menjawab pertanyaan atau pembicaraan pewawancara.
  10. Gagal memberikan pertanyaan kepada pewawancara
  11. Berulang kali bertanya: “apa yang dapat diberikan perusahaan kepada saya kalau saya melakukan
  12. Kurang persiapan: gagal memperoleh informasi penting seputar perusahaan, gagal menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara dan tidak bisa mengajukan pertanyaan bermutu kepada pewawancara.
Tip dan trik Wawancara adalah :
Ketika kita dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, harus memperhatikan beberapa tip dibawah ini :
1. Hal pertama yang amat sangat penting harus dilakukan adalah mendapatkan konfirmasi yang jelas tentang dimana dan waktu sesi wawancara akan dilakukan minimal sebaiknya sehari sebelum wawancara kerja dilaksanakan. Hal ini bertujuan agar kita tidak terlambat pada sesi Tanya jawab sehingga kita bisa memperkirakan kapan waktu berangkat dari tempat tinggal ke tempat wawancara.

2. Memilih pakaian yang kita rasa paling tepat sesuai tema perusahaan tempat kita akan melakukan wawancara. Kalau pakaian tidak ditetapkan maka dapat mengenakan pakaian formal terbaik yang kita miliki. Namun tidak harus juga memakai pakaian formal karena jenis pakaian sangat tergantung dari lowongan tempat kerja yang kita incar. memperlihatkan sikap-sikap sederhana yang positif seperti misalnya berjabat tangan dengan erat penuh optimis, melakukan tatapan mata dengan penuh percaya diri, dan tidak ada salahnya sesekali senyum.

3. Kemudian sangat disarankan untuk melakukan pencarian informasi hal-hal apa saja yang dibutuhkan ketika melakukan wawancara, seperti misalnya bagaimana model interview yang akan dilakukan seperti di informasikan sebelumnya dan informasi sekilas tentang perusahaan tempat yang menyediakan lowongan yang kita incar, analisis apakah perlu membawa contoh pekerjaan yang pernah kita lakukan sebelumnya, jika dalam interview ada tes atau ujian maka sebaiknya tidak ada salahnya mengetahui prosedur bentuknya dengan baik, dan masih banyak lagi informasi penting lainnya yang sebaiknya kita ketahui sehingga kita benar-banar telah siap untuk melakukan wawancara.

4. Memiliki argumen dan pendirian yang jelas tentang diri kita yang dapat kita berikan kepada perusahaan. Terkadang pelamar sering demam panggung atau grogi ketika wawancara, sehingga tidak dapat mengungkapkan argumen pribadi dengan baik. Pihak yang  mewawancarai dalam seharinya mungkin dapat menginterview ratusan pelamar, oleh karena itu kita harus tegaskan pendirian yang dimiliki dengan tegas dan menarik.
5. Persiapkan diri untuk dapat memiliki kemampuan berbicara dengan baik, namun biasanya kemampuan berbicara dengan baik ini sangat susah dimiliki dalam waktu instant. Oleh karena itu sebaiknya sejak dini untuk melatih kemampuan ini seperti misalnya lebih banyak bersosialisasi dengan orang dan rajin menelaah atau membaca informasi baru (seperti membaca koran, mengikuti seminar, dll). Kemampuan berkomunikasi dengan baik sangat diperlukan terutama untuk mengantisipasi ternyata pertanyaan yang diajukan lebih memakan waktu yang diperkirakan sehingga dalam kasus ini kemampuan berkomunikasi kita akan benar-benar akan diuji!

6. Melakukan latihan sendiri dalam menyampaikan materi yang akan hendak kita sampaikan. Hal ini diperlukan karena terkadang dalam suatu wawancara, pelamar terkadang diminta untuk melakukan presentasi tentang dirinya sendiri. Lakukan presentasi dengan baik dimana sebaiknya jelas, sederhana dan tegas. Jangan menyampaikan presentasi terlalu lama atau sebaliknya terlalu singkat.

7. Dalam akhir sesi wawancara, biasanya kita diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Dalam hal ini sebaiknya kita mempersiapkan pertanyaan sebelum sesi wawancara dilakukan. Persiapkan pertanyaan dengan baik dan tepat, jangan keluar ke pertanyaan yang tidak jelas. Ajukan pertanyaan misalnya tentang program latihan yang kita dapatkan terkait dengan posisi pekerjaan yang ditawarkan, peluang kesempatan berkarir di perusahaan tersebut, dll.

8. Tidak ada salahnya untuk membawa catatan kecil, hal ini berguna untuk mencatat hal-hal yang penting. Jangan malu-malu untuk melakukan hal ini, selain kita akan terlihat professional, catatan ini juga akan berguna sebagai panduan pembelajaran untuk pengalaman menghadapi interview lagi ke depannya jika kita ditolak oleh perusahaan yang kita incar sekarang.

9. Setelah melakukan wawancara, sebaiknya segera melakukan follow up dengan baik (tapi ingat jangan berlebihan yang dapat memperlihatkan kita jobless. Dan tunjukkan minat dan kemauan kita untuk mendapatkan pekerjaan dengan sungguh-sungguh.

10. Selalu aktifkan sarana telekomunikasi karena calon perekrut biasanya akan menghubungi kita lewat telfon apakah kita diterima/tidak.

Demikianlah semoga bisa membantu anda dalam menghadapi interview

Tidak ada komentar:

Posting Komentar